Analisa Finansial Usaha Bunga dan Tanaman Hias
Analisa Finansial Usaha Bunga dan Tanaman Hias - Aspek finansial usaha bunga dan tanaman hias dikaji untuk melihat sejauh mana bunga dan tanaman hias layak untuk dijadikan usaha. Pembiayaan usaha ini (krisan potong, krisan pot, mawar potong dan daun asparagus bintang) secara garis besar dibagi menjadi dua kelompok yaitu biaya investasi dan biaya operasional (biaya tetap dan biaya tidak tetap).
Asumsi Pengusahaan Bunga dan Tanaman Hias
Pada kajian ini pengusahaan bunga dan tanaman hias dikaji pada luas lahan skala besar yaitu 5 000 m2. Pengusahaan dilakukan pada lokasi yang baik bagi syarat tumbuh tanaman ini. Penggunaan naungan/rumah plastik digunakan untuk menentukan kuantitas, kualitas dan kontinyuitas produksi. Berikut adalah asumsi pengusahaan bunga dan tanaman hias.
Asumsi pengusahaan bunga krisan potong
Bunga krisan potong yang diusahakan adalah tipe standar dan tipe spray. Umur produksi usaha ini dilakukan selama tiga tahun. Pola tanam yang digunakan adalah pola panen per hari yang dalam perhitungan diakumulasikan per minggu. Dengan pola tersebut penanaman dan pemanenan dilakukan sebanyak setengah naungan per minggu. Untuk kontinyuitas produksi tersebut maka jumlah naungan yang digunakan adalah sebanyak tujuh naungan. Dengan jarak tanam 11 cm x 11 cm populasi per naungan adalah 34 711 bibit. Bunga krisan potong dapat dipanen pada 12 MST. Harga beli bahan baku (stek berakar) Rp. 185,- per stek, harga jual tipe spray Rp. 9 000 per ikat dan tipe standar Rp. 12 000,- ( 1 ikat =10 batang).
Asumsi pengusahaan bunga krisan pot
Pengusahaan bunga krisan pot dilakukan dengan pola tanam yang sama dengan pengusahaan bunga krisan pot. Jarak tanam yang digunakan adalah 20 cm x 40 cm sehingga populasi per naungan adalah 5 250 pot dan populasi total adalah 36 750 pot. Bunga krisan pot dapat dipanen pada 12 minggu setelah tanam. Harga jual per pot adalah Rp. 8 500,-.
Asumsi pengusahaan bunga mawar potong
Umur pengusahaan bunga potong mawar adalah lima tahun. Bibit mawar potong dibeli dalam bentuk stek berakar yang langsung dapat ditanam di lapang produksi. Jarak tanam yang digunakan dalam pengusahaan ini adalah 22 cm x 40 cm sehingga populasi adalah 4 746 bibit dan populasi total adalah 28 476 bibit. Bunga mawar potong dapat dipanen pada umur empat bulan setelah tanam. Harga beli bibit Rp. 2 000,- sedangkan harga jual Rp. 1 850 per tangkai.
Asumsi pengusahaan daun potong asparagus bintang
Bibit daun asparagus bintang didatangkan dari nursery-nursery lokal dalam bentuk polybag yang langsung dapat ditanam di lapang. Bibit daun potong asparagus bintang tersebut diusahakan selama umur produksi lima tahun. Umur produksi tersebut digunakan dengan pertimbangan masa produktif dari bibit tersebut untuk berproduksi sehingga produksi dan produktifitasnya baik. Jarak tanam dalam pengusahaan ini adalah 40 cm x 40 cm sehingga populasi per naungan adalah 2 625 bibit. Daun potong asparagus bintang dapat dipanen pada umur empat bulan setelah tanam. Harga beli bibit Rp. 3 000,- dengan harga jual Rp. 6 166 per ikat
Standar Biaya (Total Cost Project) Usaha Bunga dan Tanaman Hias
Pembiayaan usaha bunga dan tanaman hias secara garis besar dibagi menjadi biaya investasi dan biaya operasional. Komponen biaya untuk investasi terdiri dari sewa tanah, bangunan, kendaraan, mesin dan peralatan. Sedangkan komponen biaya operasional terdiri dari biaya tetap dan tidak tetap. Komponen biaya untuk masing-masing usaha bunga dan tanaman hias seperti yang tertera pada Tabel 9.1 berikut.
Tabel 9.1. Struktur Biaya Usaha Budidaya Bunga dan Tanaman Hias
No | Jenis Usaha (Rp) | ||||||||
| Komponen Biaya | Krisan Potong | % | Kisan Pot | % | Daun Asparagus | % | Bunga Mawar | % |
I | Investasi | 438.376.917 | 42.3% | 494.055.000 | 46.5% | 459.092.000 | 48.7% | 474.391.700 | 64.2% |
II | Operasional |
|
|
|
|
|
|
|
|
| a. Biaya Tidak Tetap | 534.120.775 | 51.6% | 498.417.973 | 46.9% | 422.317.301 | 44.8% | 200.367.305 | 27.1% |
| b. Biaya Tetap | 61.978.800 | 5.9% | 69.880.720 | 6.6% | 61.800.000 | 6.6% | 64.200.000 | 8.7% |
| Total Pengeluaran | 1.034.476.492 | 100% | 1.062.353.693 | 100% | 943.209.301 | 100% | 738.898.965 | 100% |
Komponen biaya yang digunakan adalah komponen operasional pada tahun optimum
Dari struktur tersebut dapat dilihat komponen biaya investasi dan biaya operasional untuk masing-masing komoditas.
Biaya Investasi Usaha Bunga dan Tanaman Hias
Investasi yang dibutuhkan dalam usaha ini adalah bangunan yang terdiri dari bangunan kantor dan rumah naungan. Mesin peralatan, sarana irigasi dan listrik. Kendaraan dengan ruangan berpendingin diperlukan untuk memasarkan hasil panen. Pada awal pengusahaan biaya investasi dikhususkan untuk pembangunan rumah plastik, pembelian mesin dan peralatan serta sarana irigasi dan listrik.
Berdasarkan Tabel 9.1 diatas dapat diketahui bahwa untuk memulai usaha ini pada komoditas bunga krisan potong biaya investasi yang diperlukan adalah sebesar Rp. 438 376 917,-. Pada komoditas bunga krisan pot biaya investas yang diperlukan adalah Rp. 494 055 000,-, sedangkan pada komoditas bunga mawar potong dan daun potong asparagus bintang biaya investasi berturut-turut adalah sebesar Rp. 474 391 700,- dan Rp. 459 092 000,-.
Biaya Operasional Usaha Bunga dan Tanaman Hias
Biaya operasional yang dibutuhkan usaha bunga dan tanaman hias terdiri dari biaya tetap dan tidak tetap. Biaya tetap meliputi biaya pemeliharaan angkutan, pemeliharaan mesin dan peralatan, adminsitrasi dan gaji karyawan. Sedangkan biaya tidak tetap meliputi biaya produksi dan pemeliharaan (tenaga kerja dan bahan). Biaya operasional usaha bunga krisan potong pada tahun optimum seperti yang terlihat pada Tabel 9.1 adalah sebesar Rp. 596 099 575,-, komoditas bunga krisan pot biaya operasionalnya adalah Rp. 568 298 693,-. Sedangkan pada usaha komoditas bunga mawar potong dan daun potong asparagus bintang biaya operasional yang dibutuhkan berturut-turut adalah sebesar Rp. 264 567 305,- dan Rp. 484 117 301,-.
Penerimaan Usaha Usaha Bunga dan Tanaman Hias
- Penerimaan usaha komoditas bunga krisan potong berasal dari penjualan dua tipe bunga krisan potong (tipe standar dan tipe spray) yang diperhitungkan sebanyak 1 736 buket (1 buket = 10 tangkai) per setengah naungan, dengan harga jual yang digunakan adalah harga jual rata-rata per tahun, yaitu Rp 8 638,- per buket untuk krisan tipe spray dan Rp. 12 000,- untuk krisan potong tipe standar. Dengan pola tanam untuk kontinyuitas permintaan pasar, penerimaan usaha selama satu musim produksi adalah Rp 18 223 140,- yang hasilnya dipanen setiap minggu. Dalam arus kas, penerimaan per bulan merupakan kumulatif dari penjualan tiap minggu.
- Penerimaan usaha komoditas bunga krisan pot didapat dari penjualan bunga krisan pot yang diperhitungkan sebanyak 2 250 pot per musim produksi, dengan harga jual rata-rata Rp 8 500,- per pot. Sehingga satu musim produksi penerimaan usaha adalah sebesar Rp 19 125 000,-. Pada arus kas penerimaan usaha merupakan kumulatif dari penjualan tiap minggu.
- Penerimaan usaha komoditas bunga mawar potong merupakan penjualan hasil budidaya yang diperhitungkan sebanyak 4 746 tangkai per naungan. Harga yang digunakan per tangkai adalah harga rata-rata dalam satu tahun sebesar Rp 1 850,-. Sehingga penjualan untuk satu bulan adalah Rp 8 780 000,-.
- Penerimaan usaha komoditas daun hias asparagus bintang didapat dari penjualan per ikat (1 ikat = 5 tangkai) dengan harga jual Rp 6 166 per tangkai yang merupakan harga rata-rata (rataan tiap kelas). Jumlah penjualan diperhitungkan tiap bulan dengan asumsi panen pada tahun ke-1= 2 tangkai per bibit, tahun ke-2 dan 5 = 3 tangkai per bibit dan tahun ke-3 dan 4 = 4 tangkai per bibit
Kelayakan Investasi Usaha Bunga dan Tanaman Hias
Untuk menentukan kelayakan finansial dari usaha budidaya bunga dan tanaman hias dilakukan analisis dalam beberapa kriteria meliputi periode pengembalian (Pay back period, PBP), rasio manfaat biaya (benefit cost ratio, BCR), nilai tunai neto (net present value, NPV), tingkat penghasilan internal (Internal rate of return, IRR), dan titik impas (break event point,BEP).. Hasil analisis kelayakan usaha beberapa komoditas bunga dan tanaman hias pada skala usaha 5 000 m2 dapat dilihat pada Tabel 9.2 berikut,
Tabel 9.2. Hasil Analisis Kelayakan Usaha Bunga dan Tanaman Hias
Komoditas usaha | Kriteria | ||||
NPV | IRR(df 19%) | BCR | BEP | PBP/bulan | |
Krisan Potong* | Rp 210.317.480 | 38% | 1,38 | 41.751 | 24 |
Krisan Pot** | Rp 314.258.078 | 44% | 2.18 | 58.125 | 22 |
Asparagus Bintang* | Rp 228.515.643 | 25% | 1,39 | 88.202 | 29 |
Mawar*** | Rp 453.215.432 | 30% | 1.55 | 304.864 | 22 |
Keterangan : * per ikat, ** per pot, ***per tangkai
Hasil analisis pada Tabel 9.2 menunjukkan, atas dasar tingkat suku bunga kredit atau laju investasi sebesar 19% per tahun, Industri bunga dan tanaman hias komoditas krisan potong pada umur proyek tiga tahun, memberikan manfaat internal 29%, dengan nilai NPV positif sebesar Rp. 106.3 juta dengan periode pengembalian investasi adalah 30 bulan. Sedangkan pada usaha bunga krisan pot dengan umur proyek yang sama dengan usaha bunga krisan potong, manfaat internal yang diperoleh adalah 35%, dengan nilai NPV positif sebesar Rp. 204 juta. Nilai rasio manfaat biaya 1.83 lebih menunjukkan kondisi usaha ini layak secara finansial dengan periode pengembalian investasi adalah 27 bulan.
Komoditas bunga mawar potong dengan umur proyek tiga tahun, nilai penghasilan internal adalah 28%, dengan nilai tunai neto positif sebesar Rp. 336.7 juta. Usaha bunga mawar potong ini telah mampu mengembalikan semua modal investasi pada saat umur proyek 28 bulan dengan titik impas usaha adalah 304 864 tangkai. Sedangkan pada usaha komoditas daun potong asparagus bintang, periode pengembalian usaha bunga ini adalah pada 34 bulan selama lima tahun proyek berjalan. Selama proyek tersebut nilai tunai neto yang didapat adalah Rp. 109 juta.
Berdasarkan kriteria kelayakan yang disajikan pada Tabel 9.2 diatas dapat disimpulkan bahwa untuk semua komoditas tersebut layak untuk diusahakan secara finansial, apabila asumsi-asumsi yang dijadikan dasar analisis dipenuhi.
Analisis Sensitivitas Usaha Bunga dan Tanaman Hias
Analisis sensitivitas perubahan parameter biaya dan harga bunga terhadap kelayakan finansial dilakukan untuk menguji sejauh mana perubahan parameter tersebut dapat menyebabkan industri bunga dan tanaman hias ini tidak layak secara finansial.
Komponen yang dijadikan bahan untuk uji sensitivitas adalah perubahan harga output, perubahan produksi, serta perubahan biaya operasional. Hasil analisis sensitivitas dapat dilihat pada Tabel 9.3 berikut.
Tabel 9.3 Hasil Analisis Sensitivitas Komoditas Bunga Krisan Potong
Kriteria | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 |
NPV (df19%) | Rp 210.317.480 | (Rp 3.112.563) | (Rp 4.270.627) | (Rp 5.548.683) | (Rp 4.894.249) |
IRR (df19%) | 38% | 19% | 19% | 19% | 19% |
BCR | 1,38 | 0,99 | 0.99 | 0.99 | 0.99 |
PBP (bulan) | 24 | 33,97 | 34,54 | 34,06 | 34,13 |
BEP (buket) | 41.751 | 47.379 | 41.756 | 44.510 | 41.768 |
Keterangan :
1) | Kondisi normal |
2) | Proyeksi Harga jual bunga turun 12% |
3) | Biaya operasional naik 20% |
4) | Asumsi : Produksi turun 6%, biaya operasional naik 6% |
5) | Asumsi : Harga jual turun 7% , produksi turun 7% |
Berdasarkan hasil analisis sensitivitas tersebut, kelayakan usaha krisan potong sensitif terhadap perubahan harga jual yang turun sampai dengan 12% dan biaya operasional yang meningkat sebesar 20%. Usaha ini mempunyai nilai rasio keuntungan terhadap biaya (BCR) yang cukup tinggi, akan tetapi perlu diperhatikan bahwa usaha ini mempunyai tingkat sensitivitas yang sangat tinggi terutama terhadap perubahan harga, perubahan produksi dan biaya operasional yang meningkat.
Pada pengusahaan bunga krisan pot, hasil analisis sensitivitas ditunjukkan pada pabel 9.4 berikut.
Tabel 9.4 Hasil Analisis Sensitivitas Bunga Krisan Pot
Kriteria | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 |
NPV (df19%) | Rp 314.258.078 | (Rp 4.075.308) | (Rp 3.515.873) | (Rp 3.515.873) | (Rp 5.426.242) |
IRR (df19%) | 44% | 19% | 19% | 19% | 19% |
BCR | 2.18 | 0.99 | 0.99 | 0.99 | 0.99 |
PBP (bulan) | 22 | 34 | 34 | 34 | 34 |
BEP (buket) | 58.125 | 69.777 | 85.226 | 65.308 | 63.873 |
Keterangan :
1) | Kondisi normal |
2) | Harga jual turun 17% |
3) | Biaya operasional naik 32% |
4) | Asumsi : Harga jual turun 11%, biaya operasional naik 11% |
5) | Asumsi : Harga jual turun 9%, produksi turun 9% |
Berdasarkan hasil analisis sensitivitas pada Tabel 9.4 komoditas bunga krisan pot dapat disimpulkan bahwa pengusahaan komoditas ini mempunyai tingkat sensitivitas yang tidak begitu tinggi terhadap perubahan harga jual, perubahan biaya operasional serta penurunan produksi.
Tabel 9.5 Hasil Analisis Sensitivitas Bunga Mawar Potong
Kriteria | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 |
NPV (df19%) | Rp 453.215.432 | (Rp 6.067.870) | (Rp 4.222.138) | (Rp 5.270.100) | (Rp 3.883.203) |
IRR (df19%) | 30% | 19% | 19% | 19% | 19% |
BCR | 1.55 | 0.99 | 0.99 | 0.99 | 0.99 |
PBP (bulan) | 22 | 43 | 41 | 43 | 43 |
BEP (ikat) | 304.864 | 558.385 | 534.619 | 364.347 | 409.889 |
Keterangan :
1) | Kondisi normal |
2) | Harga jual turun 26% |
3) | Biaya operasional naik 57% |
4) | Asumsi : Harga jual turun 18%, produksi turun 18% |
5) | Asumsi : Produksi turun 14%, biaya operasional naik 14% |
Tabel 9.5 menunjukkan usaha bunga mawar potong mempunyai tingkat sensitivitas yang kurang sensitiv oleh karena perubahan harga, perubahan produksi dan perubahan biaya operasional. Akan tetapi risiko-risiko usaha yang cukup tinggi perlu mendapat perhatian bagi pengusaha yang akan terjun pada usaha ini. Sedangkan pada komoditas daun potong asparagus bintang, hasil analisis sensitivitas dapat dilihat pada Tabel 9.6 berikut.
Tabel 9.6 Hasil Analisis Sensitivitas Daun Potong Asparagus Bintang
Kriteria | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 |
NPV (df19%) | Rp 228.515.643 | (Rp 4.894.381) | (Rp 3.234.157) | (Rp 3.766.440) | (Rp 6.641.974) |
IRR (df 19%) | 25% | 19% | 19% | 19% | 19% |
BCR | 1.39 | 0.99 | 0.99 | 0.99 | 0.99 |
PBP (bulan) | 29 | 39 | 40 | 39 | 39 |
BEP (buket) | 88.202 | 113.229 | 108.621 | 95.044 | 100.031 |
Keterangan :
1) | Kondisi normal |
2) | Harga jual turun 12% |
3) | Biaya operasional naik 19% |
4) | Asumsi : Produksi turun 7%, biaya operasional naik 7% |
5) | Asumsi : Harga jual turun 7%, produksi turun 7% |
Hasil analisis sensitivitas daun potong asparagus bintang menunjukkan kelayakan usaha daun potong asparagus bintang kurang begitu sensitif terhadap perubahan harga jual, penurunan produksi, dan peningkatan biaya operasional seperti terlihat pada Tabel 9.6. Masih sedikitnya pengusahaan daun potong asparagus bintang menyebabkan komoditas ini memliki prospektif yang baik untuk merespon permintaan pasar disamping kebutuhan bibit dapat disuplai dari nursery lokal.
Secara umum pengusahaan bunga krisan potong, krisan pot, bunga mawar potong dan daun potong asparagus bintang memiliki kelayakan yang baik, akan tetapi tingkat sensitifitas yang tinggi karena perubahan harga jual, perubahan biaya operasional dan perubahan jumlah produksi perlu mendapat perhatian yang cukup serius sehingga pengusahaan komoditas ini berjalan dengan baik