Faktor Resiko dan Faktor Keberhasilan Usaha Bengkel Motor
Gambar . Tingkat Risiko Usaha Bengkel Motor
(a = 5%, n = 45)
Tingkat risiko usaha pada kondisi usaha yang kurang kondusif (misalnya : krismon) menggambarkan bahwa bengkel motor di Jakarta memiliki rentang risiko tertinggi (16,11%), diikuti oleh Surabaya (8,32%) dan Bandung (6,67%), artinya : bengkel motor di Jakarta paling sensitif terhadap fluktuasi kondisi usaha daripada Surabaya atau Bandung.
Resiko Investasi Usaha Bengkel Motor
Sebagian besar (79%) responden melakukan reinvestasi sebagian labanya untuk tambahan arus kas periode berikutnya. Kebijakan reinvestasi ini juga disebabkan oleh kenaikan 5-10% harga suku cadang karena fluktuasi kurs rupiah terhadap valuta asing, dimana 61,7% responden menyatakan cukup berpengaruh.
Gambar . Reinvestasi LabaBengkel Motor (n=47 )
Menurut hasil sampling, terdapat 6,3% responden menyatakan tidak membutuhkan pembiayaan , sedangkan sisanya (93,7%) tetap membutuhkan investor yang terdistribusi menurut tujuan penggunaan dana, sebagai berikut :
Gambar . Tujuan Penggunaan Dana Investasi Usaha Bengkel Motor
Bengkel Motor (n=44 )
Bagan tujuan investasi menunjukkan bahwa industri jasa bengkel motor lebih membutuhkan tambahan modal kerja dari pada investasi (aktiva tetap), artinya usaha ini kontribusi penjualan suku cadang terhadap volume pendapatan lebih dominan daripada sektor bengkel motor. Faktor lain yang mendukung hal tersebut adalah : umur komponen fast moving motor lebih pendek dari pada motor.
Gambar . Tingkat Risiko Investasi Bengkel MotorWalaupun lebih dari separuh (56,5%) responden yang menyatakan bahwa sumber modal usaha ini berasal dari modal sendiri, hasil statistik (a=5%) menunjukkan bahwa minimal terdapat 9,15% berasal dari modal pihak lain (MPL), yang dapat berbentuk penitipan barang untuk dijual (sistem konsinyasi) atau bentuk lainnya semacam usaha sampingan yang tidak rutin.
Batas atas risiko pembiayaan pihak lain (dengan sistem kemitraan atau hubungan debitur-kreditur) terletak pada bengkel motor di Jakarta (52,97%), dikuti oleh Bandung (37,21%) dan Surabaya (27,25%). Rata-rata seluruh bengkel motor memiliki proporsi modal sendiri dan modal pihak lain 60:40. Kemandirian pembiayaan sektor usaha ini justru ada pada bengkel motor di Surabaya.
Urutan tingkat risiko pembiayaan bengkel motor dari yang paling riskan menurut daerah riset adalah : Jakarta, Bandung dan Surabaya.
Faktor Keberhasilan Usaha Bengkel Motor
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil survey lapangan, menurut pendapat para pengusaha jasa bengkel motor, terdapat 17 faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan dan kelancaran pengusahaan jasa bengkel motor. Faktor-faktor keberhasilan tersebut dapat dikelompokkan berdasarkan aspek-aspek manajemen sebagai berikut:
- Manajemen operasional yang terdiri dari:
- ketepatan mendeteksi kerusahan mesin,
- pemeliharaan dan perawatan bengkel,
- pengawasan yang baik dari pihak manajemen, dan
- kondisi bengkel yang baik.
- Manajemen sumber daya manusia yang terdiri dari:
- kejujuran,
- kepercayaan,
- motivasi,
- disiplin dan kerja keras, dan
- keahlian.
- Manajemen pemasaran yang terdiri dari:
- kemampuan menjaring konsumen atau promosi.
- Manajemen keuangan yang terdiri dari:
- permodalan.
- Faktor lain-lain.
Hasil survey lapangan tersebut menunjukkan bahwa komponen-komponen aspek manajemen pemasaran dan manajemen SDM merupakan faktor keberhasilan utama dalam pengusahaan jasa bengkel motor. Dengan demikian, kualitas jasa layanan yang diberikan kepada konsumen harus mendapatkan perhatian khusus pada jasa bengkel motor.
Menurut opini pakar, hasil survey lapangan tersebut sesuai dengan pendapat Phillip Kotler dalam bukunya yang berjudul Marketing Management yang menyatakan bahwa “.... cara utama untuk membedakan perusahaan jasa adalah dengan memberikan kualitas yang lebih tinggi secara konsisten”.
Untuk menjaga konsistensi kualitas jasa layanan, beberapa hal yang harus mendapat perhatian adalah sebagai berikut:
- Kehandalan, yaitu kemampuan untuk memberikan jasa layanan yang dijanjikan dengan tepat dan terpercaya.
- Responsif, yaitu membantu pelanggan dengan cepat dan tepat. Hal tersebut memerlukan kerja keras dari seluruh pihak yang terlibat.
- Keyakinan, yaitu sikap saling percaya dalan menangani konsumen secara bijaksana sehingga timbul rasa kepercayaan dan keyakinan.
- Empati, yaitu kepedulian dan memberi perhatian pribadi bagi pelanggan.
- Wujud, yaitu penampilan fasilitas fisik, peralatan dan SDM.
Mengacu pada pendapat Kotler, hampir seluruh komponen tersebut di atas merupakan faktor utama keberhasilan pengusahaan jasa bengkel motor. Hal tersebut dibuktikan berdasarkan hasil survey lapangan yang menyatakan bahwa manajemen pemasaran (30 persen responden) merupakan faktor keberhasilan yang paling berpengaruh terhadap pengusahaan jasa bengkel motor. Ketepatan mendeteksi kerusakan mesin serta kondisi bengkel yang digunakan sangat berpengaruh terhadap kehandalan pengusahaan jasa bengkel motor.
Aspek manajemen sumber daya manusia (30 persen responden) merupakan faktor kedua yang mempengaruhi keberhasilan usaha. Selain aspek pemasaran, aspek manusia juga harus diperhatikan. Tingkat kejujuran merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh pada pengusahaan jasa bengkel motor.
Tingkat kejujuran montir akan berpengaruh secara langsung terhadap tingkat keberhasilan perusahaan karena montir merupakan ujung tombak dari perusahaan yang berhubungan secara langsung dengan motor/ peralatan konsumen. Tanpa adanya kejujuran montir kemungkinan besar akan mengganti suku cadang yang masih bagus dengan suku cadang kurang bagus.
Sikap saling percaya antara pengusaha jasa bengkel motor dengan montir juga merupakan hal yang cukup penting, karena apabila pengusaha jasa bengkel motor memberikan kepercayaan maka montir yang bersangkutan juga akan berusaha untuk tidak melanggar kepercayaan tersebut.
Begitu juga sebaliknya, apabila ada kesan pengusaha jasa bengkel motor tidak sepenuhnya memberikan kepercayaan maka montir yang bersangkutan juga akan menyalahgunakan kepercayaan tersebut. Adanya sikap saling pengertian antara pemilik perusahaan dan karyawan sangat penting, karena hal tersebut akan mempermudah pekerjaan serta meningkatkan kepercayaan dan keyakinan konsumen untuk menggunakan jasa layanan yang diberikan oleh perusahaan yang bersangkutan.
Motivasi, kerja keras, dan disiplin merupakan faktor lain yang dapat mempengaruhi keberhasilan pengusahaan jasa bengkel motor. Motivasi karyawan yang tinggi mampu mendorong karyawan yang bersangkutan untuk disiplin dan mau bekerja keras dalam mengerjakan setiap pekerjaan yang ditugaskan oleh perusahaan. Faktor disiplin dan kerja keras tersebut akan berpengaruh secara langsung terhadap kecepatan dan kualitas pelayanan karyawan (terutama montir) terhadap kendaraan konsumen. Pemberian kompensasi berupa komisi dan bonus kepada karyawan dirasakan dapat mempengaruhi terciptanya motivasi dan loyalitas karyawan.
Aspek manajemen operasional (24 persen responden) merupakan faktor ketiga yang mempengaruhi keberhasilan usaha. Berdasarkan hasil survey lapangan, komponen aspek manajemen operasi yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pengusahaan jasa bengkel motor adalah sistem operasi jasa yang digunakan oleh bengkel tersebut.
Aspek manajemen keuangan (11 persen responden), khususnya permodalan, juga berpengaruh terhadap pengusahaan jasa bengkel motor. Beberapa perusahaan jasa bengkel motor yang tergolong besar memiliki kemampuan permodalan yang kuat untuk menjaga kelangsungan usaha jasa bengkel motor yang perlu permodalan yang relatif besar.
Berdasarkan hasil survey lapangan, faktor lain yang dapat mempengaruhi perkembangan sektor jasa bengkel motor adalah kebijakan pemerintah (5 persen responden). Salah satu kebijakan pemerintah yang sangat berpengaruh sekali terhadap kelangsungan sektor jasa bengkel motor adalah kebijakan mengenai penentuan harga suku cadang.