Usaha Supermarket dan Minimarket
Kondisi perekonomian Indonesia yang membaik membawa pengaruh yang positif terhadap perkembangan bisnis pasar ritel Indonesia dan mampu tumbuh sesuai dengan ekspansi usaha yang dilakukan oleh pengusaha pasar ritel tersebut.
Usaha Supermarket dan Minimarket
Hingga saat ini, dengan semakin menjamurnya pembangunan lokasi pusat perbelanjaan dan bisnis juga mendorong tumbuh pesatnya bisnis ritel di Jakarta khususnya dan di Indonesia pada umumnya.
Dan kebijakan pemerintah yang memperbolehkan pengusaha asing masuk dalam bisnis ritel juga sangat berpengaruh dalam pertumbuhan tersebut. Kehadiran pasar ritel dengan skala besar juga menambah persaingan bisnis ritel di Indonesia, seperi dengan munculnya Carrefour, Makro, Giant, Hypermart, Alfa dsb.
Perkembangan selama dua tahun terakhir menunjukkan bahwa bisnis ritel di Indonesia, sejumlah perusahaan ritel baik itu dengan skala besar baik itu hypermarket, supermarket, minimarket sudah mulai melakukan ekspansi pasar ke luar Jawa, sehingga tidak terkonsentrasi lagi di Pulau Jawa.
Ekspansi usaha tersebut digunakan untuk menaikkan pangsa pasar dan juga mendorong pertumbuhan omset penjualan. Potensi pasar di kota – kota besar di luar Jawa mendorong pelaku bisnis ritel untuk memanfaatkan peluang bisnis tersebut. Kondisi di luar pulau Jawa yang sangat potensial juga didukung dengan diterapkannya UU Otonomi Daerah.
Tabel : Penyebaran pemain besar supermarket, 2006
Wilayah |
|
| Supermarket (gerai) |
|
| |
| Hero | Matahari | Superindo | Ramayana | Yogya | Tip Top |
Sumatera Utara | - | 1 | - | 2 | - | - |
Sumatera Selatan | - | 2 | 1 | 1 | - | - |
Sumatera Barat | - | 1 | - | - | - | - |
Jambi | - | 1 | - | - | - | - |
Lampung | - | 1 | - | - | - | - |
Riau |
| 1 | - | 1 | - | - |
Batam | - | 1 | - | - | - | - |
DKI Jakarta | 36 | 6 | 22 | 35 | 1 | 3 |
Banten | 5 | - | 1 | 1 | - | - |
Jawa Barat | 17 | 8 | 13 | 6 | 16 | 5 |
Jawa Tengah | 4 | 8 | 10 | 3 | - | - |
Yogyakarta | 3 | 1 | - | - | - | - |
Jawa Timur | 13 | 2 | 3 | 10 | - | - |
Bali | 1 | 2 | - | 2 | - | - |
Nusa Tenggara Barat | 1 | - | - | 1 | - | - |
Sulawesi Selatan | 1 | - | - | 1 | - | - |
Kalimantan Timur | 4 | 1 | - | 2 | - | - |
Kalimantan Selatan | 1 | - | - | 2 | - | - |
Kalimantan Barat | - | - | - | 2 | - | - |
Maluku | - | 1 | - | - | - | - |
Papua | 9 | - | - | - | - | - |
Total | 95 | 37 | 50 | 69 | 17 | 9 |
Sumber: Data Consult
Sedangkan peta penyebaran minimarket pemain besar adalah sebagai berikut :
Tabel Penyebaran pemain besar minimarket, 2006
Wilayah | Jumlah gerai (buah) | ||
| Indomaret | Alfamart | Starmart |
Sumatera | 10 | 20 | - |
Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) | 1.100 | 985 | 37 |
Yogyakarta | 5 |
| - |
Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur | 760 | 772 | 8 |
Bali | 3 | - | 6 |
Kalimantan | 2 | - | - |
Total | 1.880 | 1.757 | 51 |
Di lain sisi, persaingan bisnis ritel modern yang cukup ketat juga ditunjukkan dengan jumlah gerai yang semakin banyak dan jaraknya semakin dekat terutama terjadi di daerah Jabodetabek. Bisnis ini memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dan menyerap banyak tenaga kerja. Pemerintah sangat berhati–hati dalam mengatur bisnis ritel ini terutama yang bertujuan agar bisnis ritel modern ini tidak mematikan pasar tradisional.
Untuk mengetahui seberapa jauh perkembangan bisnis ritel khusus untuk Supermarket dan Minimarket dan bagaimana peluang bisnis yang bisa ditangkap oleh pihak calon investror yang tertarik menanamkan uangnya ke dalam usaha supermarket ataupun minimarket agar dapat memahami berbagai aspek, tidak saja aspek pemasaran, aspek teknis, Sumber Daya Manusia (SDM), finansial tetapi juga kebijakan pemerintah. Yang pada akhirnya diharapkan akan dapat diperoleh gambaran mengenai prospek bisnis ritel serta tingkat risiko yang akan dihadapi sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pedoman dalam berinvestasi ke bisnis Supermarket maupun minimarket.
Gambaran Bisnis Usaha Supermarket dan Minimarket
Pasar Ritel modern yang ada saat ini masih belum mempunyai format yang tetap karena selalu berkembang mengikuti situasi pasar di dalam negeri maupun perubahan pasar dunia. Dan kondisi di Indonesia format ritel belum diatur secara baku dan atau kadang kala peraturan yang ada tidak dapat mencerminkan keadaan bisnis ritel yang ada.
Format bisnis ritel yang saat ini berkembang pesat di Indonesia pada dasarnya merupakan perkembangan dari toko kelontong dan pasar tradisional, sehingga kemudian ritel modern ini disebut dengan Pasar Modern. Dan yang membedakan fomat Pasar Modern ini adalah luas ruangan, range produk dan jasa yang ditawarkan.
Berdasarkan jenis usahanya, maka jenis usaha atau bisnis ritel yang saat ini berkembang pesat di Indonesia adalah :
Hypermarket ( Pasar Serba Ada )
Hypermarket adalah sarana untuk melakukan penjualan barang kebutuhan rumah tangga termasuk sembilan bahan pokok secara eceran dan langsung kepada konsumen akhir yang didalamnya terdiri dari pasar swalayan dan toko serba ada yang menyatu dalam satu bangunan yang dalam pelayanannya dilakukan secara tunggal yang luas lantainya sekitar antara 4.000 m2 dan maksimal 8.000 m2. Konsep hypermarket ini yang saat ini ada di Indonesia antara lain : Carrefour, Makro, Giant, Hypermart.
Ketentuan lainnya mengenai hypermarket adalah sebagai berikut:
- Komoditi yang dijual merupakan barang kebutuhan rumah tangga sehari-hari dan kebutuhan sandang termasuk kebutuhan sembilan bahan pokok.
- Pengadaan sembilan bahan pkok dan bahan pangan segar lainnya seperti sayur mayur, buah-buahan, daging, ikan diperoleh dari pengusaha golongan kecil dan koperasi melalui pola kemitraan.
- Kegiatan penjualan dilakukan secara eceran dan cara pelayanannya dilakukan dengan pelayanan sendiri oleh konsumen.
- Harga barang yang harus dijual harus dicantumkan secara jelas dan pasti pada kemasan barang pada suatu tempat tertentu yang mudah terlihat konsumen.
- Luas lantai usahanya antara 4.000 m2 – 10.000 m2.
Supermarket atau Pasar Swalayan
Sarana atau tempat usaha untuk melakukan penjualan barang–barang kebutuhan rumah tangga termasuk kebutuhan sembilan bahan pokok secara eceran dan langsung pada konsumen akhir dengan cara swalayan yang luas lantai usahanya maksimal 4.000 m2. Supermarket ini lebih dulu hadir dibandingkan Hypermarket dan dikenal sebagai bentuk awal pasar modern. Misalnya : Hero, Matahari, Superindo, Naga, Tiptop, Yogya.
Ketentuan lain yang menyangkut Supermarket adalah sebagai berikut :
- Komoditi yang dijual merupakan barang kebutuhan sehari-hari termasuk sembilan bahan pokok.
- Kegiatan penjualan dilakukan secara eceran dan cara pelayanannya dilakukan dengan pelayanan sendiri oleh konsumen.
- Pengadaan kebutuhan barang sembilan bahan pokok dan bahan pangan segar lainnya diperoleh dari pengusaha kecil dengan mengutamakan pedagang pasar atau koperasi dengan menjalin atau melalui pola kemitraan.
- Harga barang dagangan yang dijual harus dicantumkan secara jelas dan pasti pada kemasan barang pada suatu tempat tertentu yang mudah terlihat konsumen.
- Harga jual barang-barang sejenis yang dijual tidak boleh jauh lebih rendah dengan yang ada di warung dan toko sekitarnya.
- Luas lantai usaha 700 - 000 m2.
Minimarket atau mini swalayan atau convenience store
Minimarket atau mini swalayan atau convenience store adalah sarana/ tempat usaha untuk melakukan penjualan barang – barang kebutuhan rumah tangga termasuk kebutuhan sehari – hari, secara eceran dan langsung kepada konsumen akhir secara swalayan yang luas lantainya paling besar 200 m2. Mini market ini dikenal juga sebagai convenience store adalah perkembangan dari toko kelontong yang menawarkan kenyamanan dan jasa seperti supermarket tapi dalam skala yang lebih kecil.Diantaranya : Alfamart, Indomaret, YOMART, Starmat, OMI.Ketentuan bagi Minimarket adalah:
- Komoditi yang dijual merupakan barang-barang kebutuhan rumah tangga sehari-hari diutamakan produk makanan/minuman dalam kemasan siap saji.
- Kegiatan penjualan dilakukan secara eceran dan cara pelayanannya dilakukan secara sendiri oleh konsumen dengan menggunakan keranjang jinjing atau peralatan lain (kereta dorong) yang telah disediakan.
- Harga jual barang-barang sejenis yang dijual tidak boleh jauh lebih rendah dengan yang ada diwarung dan toko sekitarnya.
- Harga barang dagangan yang dijual harus dicantumkan secara jelas dan pasti pada kemasan barang pada suatu tempat tertentu yang mudah terlihat konsumen.
- Luas lantai usahanya 100 – 700 m2
Sebagai tambahan, ketentuan pasar ritel modern sesuai dengan ketentuan pemerintah diatas maka disampaikan juga klasifikasi berdasarkan Data Consult sebagai berikut :
Tabel Klasifikasi ciri dan format ritel modern
Uraian | Hypermarket | Supermarket | Minimarket |
Luas | 4.000-10.000 m2 | 700-4.000 m2 | 100-700 m2 |
Gedung | Gedung sendiri, mal, Plaza, shopping centre | Gedung sendiri, mal, Plaza, shopping centre | Ruko, kantor, Hotel, apartemen |
Jumlah kasir per toko | > 20 orang | 3 – 20 orang | 1-2 orang |
Jumlah item produk | > 15.000 item | 5 000 – 20.000 item | < 5000 item |
Jenis produk | Semua kategori produk dam Jenis sangat banyak termasuk : groceries, electronics, pakaian, sepatu | Hampir semua kategori groceries Produk cukup lengkap terutama barang segar | Beberapa kategori groceries Produk hanya kebutuhan sehari hari |
Lokasi | Dalam kota, pinggir kota, dekat jalan tol | Perumahan, perkantoran, pusat perbelanjaan | Perumahan dan Perkantoran |
Fasilitas parkir | Sangat luas | Standard | Minim |
Sumber: Data Consult
Lingkup bisnis yang ada di dalam modul ini, pembahasan pasar ritel modern hanya mencakup pembahasan SUPERMARKET dan MINIMARKET.
Bisnis Pasar Ritel Modern pada umumnya menunjukkan perkembangan dan potensi yang sangat baik, khususnya untuk supermarket dan minimarket. Perkembangan bisnis ritel diperkirakan tetap cerah untuk tahun mendatang, sehingga pengusaha ritel diperkirakan akan terus melakukan ekspansi usahanya dengan mengembangkan toko atau outlet baik di Pulau Jawa maupun di luar Pulau Jawa.
Hal tersebut terlihat dari pertumbuhan jumlah gerai pasar modern (departemen store, hypermarket, supermarket, minimarket) cukup signifikan, tercatat sebanyak 8.891 buah pada 2006 dibandingkan hanya 5.103 gerai pada 2003. Pertumbuhan yang paling signifikan adalah pertumbuhan bisnis ritel hypermarket dan minimarket.Bahkan berdasarkan data dari Aprindo ( Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia ) , pertumbuhan penjualan bisnis ritel akan terus meningkat signifikan hingga 2011.
Tabel Perkiraan penjualan ritel modern, 2007 - 2011
Tahun | Penjualan (Rp triliun) | Pertumbuhan (%) |
2007 | 57 | _ |
2008 | 66,7 | 17 |
2009 | 78,0 | 17 |
2010 | 89,7 | 15 |
2011 | 03,2 | 15 |
Sumber: Data Consult
Tingkat persaingan di bisnis ritel modern juga sangat ketat dan hampir semua pengusaha ritel memasang strategi dengan memberikan harga yang paling murah dengan cara meminta pemasok menurunkan harga dengan menekan margin serendah mungkin. Sedangkan target market atau konsumen yang dituju adalah sama yaitu untuk supermarket adalah kalangan menengah keatas, sedangkan minimarket target marketnya adalah siapa saja yang dapat diminta belanja/membutuhkan dengan tingkatan masyarakat kelas menengah dan bawah.
Adapun kunci sukses dari pengusaha ritel untuk memenangkan strategi persaingan yang sangat ketat adalah sebagai berikut :
Strategi Harga
Karena konsumen selalu mengharapkan harga yang paling murah dibandingkan pesaingnya.
Kualitas Barang dan Manajemen Persediaan Barang Dagangan
Barang yang diperdagangkan pada supermarket ataupun minimarket adalah barang yang berkualitas dan dijaga kontinuitas persediaan barang dagangannya.
Kualitas Supplier
Supplier harus dipersyaratkan untuk mempertahankan kualitas barang dan kualitas supplier yang tinggi.
Kualitas Layanan
Layanan harus bersifat standar dan harus memperhatikan tingkat kenyamanan suasana toko untuk berbelanja.
Promosi
Kegiatan promosi yang dilakukan ( spanduk, banner, katalog belanja ) juga dapat effektif untuk menarik minat calon konsumen untuk berbelanja. Misalnya dengan program discount, pembelanjaan berhadiah pada waktu-waktu khusus.
Pemilihan Lokasi Usaha
Penentuan lokasi yang strategis. Lokasi seyogyanya mudah dijangkau baik dengan angkutan umum maupun pribadi, berada di lingkungan yang aman dengan ketersediaan prasarana.